.

rss

Daftar Artikel Menarik Tinggal di Klik!

Jumat, 31 Juli 2009

Perjalanan Ke Barat (Legenda Sun Wu Kong)

Wu Ch'eng-en (th. 1500 - 1582), kelahiran Shan-yang, Huai-an (sekarang propinsi Kiangsu, Tiongkok) adalah seorang penulis novel dan puisi terkenal pada dinasti Ming (1368-1644) menuliskan suatu kisah perjalanan berdasarkan cerita perjalanan Hsuan-tsang dari bukunya Ta-T'ang Hsi-yu-chi (Catatan Perjalanan Ke Barat semasa Dinasti T'ang Agung), yang kemudian menjadi terkenal dengan legenda Kera Sakti Sun Wu-khung (Sun Go-kong atau Sun Hou-zi) dengan judul Hsi-yu-chi (Catatan Perjalanan Ke Barat). Hsi-yu-chi diterbitkan pertama kali pada tahun 1592, 10 tahun setelah kematian Wu Ch'eng-en. Cerita legenda Catatan Perjalanan Ke Barat tersebut terdiri dari 100 bab yang dapat dibagi atas tiga bagian utama.

Bagian pertama dari tujuh bab menceritakan kelahiran Sun Go-kong dari sebutir telur batu dan memiliki kekuatan maha sakti yang tiada tandingannya sehingga mengacaukan kahyangan yang kemudian diturunkan dari kahyangan dan dikurung oleh Buddha Sakyamuni di dalam Wu-hsing-shan (Gunung Lima Unsur Alam) sambil menunggu pembebasannya oleh seorang bhikshu yang akan melakukan perjalanan ke Barat mengambil kitab suci. Bagian kedua berisi lima bab yang berkaitan dengan sejarah Hsuan-tsang dan tugas utamanya dalam melakukan perjalanan ke Barat. Sedangkan bagian ketiga yang berisi 88 bab sisanya menceritakan keseluruhan perjalanan Hsuan-tsang dengan ketiga muridnya..

Legenda ini mencerminkan kehidupan manusia pada umumnya. Hal ini dapat ditemukan pada karakteristik para tokohnya. Go Kong mewakili manusia dengan keegoisan, mudah marah, kesombongan, dan pikiran yang liar. Chu Pa Chie (Cu Pat Kai) mewakili manusia dengan berbagai keinginan dan keserakahan duniawi, seperti rakus akan makanan, genit suka menggoda wanita cantik (gila wanita), menginginkan kedudukan tinggi dan gila harta benda. Sha Ho Shang (Wu Ching) mewakili manusia dengan karakter lemah yang membutuhkan dukungan dari orang lain, lamban dalam berpikir, sulit menghapal sesuatu (Kitab Suci), dan kebodohan batin. Jadi mereka melambangkan Dosa, Moha, dan Lobha. Sedangkan Bhiksu suci Hsuan Tsang mewakili manusia yang sudah tidak mengiginkan lagi kebahagiaan duniawi, memiliki keteguhan hati di dalam ajaran Buddha, Teguh dalam memegang sila, dan setia didalam jalan Mahayana yang berjuang keras demi kebahagiaan makhluk lain.




Artikel Terkait:

0 komentar:


Posting Komentar