
![[6a00d834520f6469e200e54f9e774a8834-800wi.jpg]](http://4.bp.blogspot.com/_vnQkkukmKR0/SuECFANQGKI/AAAAAAAAB_c/HQzfxCJ9HqM/s1600/6a00d834520f6469e200e54f9e774a8834-800wi.jpg)
JENEWA (Suara Karya): Dalam 6 bulan terakhir 5.400 perempuan diperkosa di Republik Demokratik Kongo, menjadikannya sebagai tempat paling tidak aman di dunia bagi kaum hawa.
Elisabeth Byrs, juru bicara Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan, Provinsi South Kivu, di dekat Rwanda, merupakan tempat yang semakin berbahaya bagi warga sipil, khususnya perempuan.
![[6a00d834520f6469e200e54f9e72588834-800wi.jpg]](http://1.bp.blogspot.com/_vnQkkukmKR0/SuECFhzv4TI/AAAAAAAAB_k/MelEsoRYPb8/s1600/6a00d834520f6469e200e54f9e72588834-800wi.jpg)
"Sekali lagi, kami mengutuk kekerasan kemanusiaan oleh kelompok-kelompok bertikai di Kongo. Rupanya pemerkosaan yang menggila ini terus berlanjut," tambah Byrs.
Byrs menyatakan 90 persen kasus rudapaksa dilakukan oleh kelompok bersenjata atau pasukan reguler di wilayah konflik.
Sementara dikutip dari AFP, para aktivis HAM menyebutkan pemerkosaan digunakan sebagai senjata dalam perang, dan 200.000 perempuan dewasa maupun para gadis telah diperkosa semenjak 1998.
Kongo merupakan salah satu daerah operasi terbesar PBB. Ratusan ribu orang di timur negeri itu telah terusir dari tempat tinggal mereka.
0 komentar:
Posting Komentar